AKNB

Senin, 14 Desember 2009

KSP

Mengetahui bahwa suatu proses kimia tidak mungkin terjadi dalam kondisi-kondisi tertentu, dapat menghemat banyak waktu yang terbuang percuma untuk membuatnya terjadi dengan adanya termodinamika. Termodinamika merupakan alat bantu untuk menetukan sifat-sifat makroskopik tertentu tetapi tidak dapat menjelaskan mengapa suatu zat itu mempunyai sifat-sifat tertentu. Termodinamika juga dapat menetukan apakah suatu proses dapat berjalan, tetapi tidak dapat mengatakan seberapa cepat proses tersebut akan berlangsung. Dalam mempelajari suatu peristiwa, kita harus memperhatikan suatu bagian yang disebut sistem, sistem adalah bagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian langsung dalam suatu eksperimen tertentu yang dikontrol eksperimen itu. Termodinamika berhubungan dengan sifat-sifat makroskopik sistem dan bagaimana sistem tersebut berubah. Sifat-sifat tersebut ada dua macam yaitu ekstensif dan intensif. Sifat ekstensif sistem adalah sifat yang ditulis sebagai jumlah dari masing-masing sifat subsistem. Sifat intensif sistem adalah sifat yang sama dengan sifat-sifat yang bersesuaian dengan masing-masing subsistem tersebut. Suatu proses termodinamika menyebabkan perubahan keadaan termodinamika suatu sistem. Proses seperti ini bisa sebuah proses fisika atau suatu proses kimia dimana terjadi perubahan dalam distribusi materi diantara senyawa-senyawa yang berbeda (Oxtoby, dkk, 2001).

Hasil kali kelarutan jenuh suatu garam, yang juga mengandung garam tersebut yang tak terlarut dengan berlebihan merupakan suatu sistem kesetimbangan terhadap hukum kegiatan massa dapat diberlakukan. Misalnya, jika endapan perak klorida ada dalam kesetimbangan dengan larutan jenuhnya, maka kesetimbangan berikut terjadi:

AgCl –> Ag+ + Cl-

Dalam hal ini kesetimbangan adalah kompromi dinamik dimana kecepatan keluarnya partikel dari fase pekat sama dengan kecepatan baliknya (Oxtoby, 1986).

Ini merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl ada dalam fase padat, sedang ion-ion Ag+ dan Cl- ada dalam fase terlarut. Tetapan kesetimbangan dapat ditulis sebagai:

K = [Ag+] [Cl-]

[AgCl]

Konsentrasi perak klorida dalam fase padat tak berubah, dan karenanya dapat dimasukkan ke dalam suatu tetapan baru, yang dinamakan hasil kali kelarutan (Ksp):

Ksp = [Ag+] [Cl-]

Jadi dalam larutam jenuh perak klorida, pada suhu konstan (dan tekanan konstan), hasil kali ion perak dan ion klorida adalah konstan. Untuk larutan jenuh suatu elektrolit AvA dan BvB, yang terion menjadi ion-ion vA Am+ dan vB Bn-:

Hasil kali kelarutan (Ksp) dapat dinyatakan sebagai:

Ksp = [Am+]vA x [Bn-]vB

Jadi dapat dinyatakan bahwa dalam larutan jenuh suatu elektrolit yang sangat sedikit larut, hasil kali konsentrasinya untk setiap ion-ion tertentu adalah konstan, dengan konsentrasi ion dipangkatkan dengan bilangan yang sama dengan jumlah masing-masing ion bersangkutan yang dihasilkan oleh disosiasi dari satu molekul elektrolit. Nilai hasil kali kelarutan ditentukan dengan berbagai metode. Tetapi, berbagai metode itu tidak selalu memberi hasil yang konsisten (Vogel, 1990)

Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan, apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan membandingkan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan, kriterianya adalah sebagai berikut :

1.

Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-

masing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi endapan.

1.

Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya masing-masing

sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tepat jenuhnamun tidak terjadi

endapan.

1.

Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai

Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan (Syukri,

1999).

Hubungan antara kelarutan dengan Ksp yaitu Ksp dapat menentukan kelarutan dan kelarutan dapat pula dihitung dari tabel Ksp. Pengaruh ion senama, sejak ini larutan jenuh yang mengandung ion-ion yang berasal dari satu sumber padatan murni. Kelarutan senyawa ion yang sedikit larut semakin rendah kelarutannya dengan kehadiran yang memberikan ion senama. Pengaruh ion senama dalam kesetimbangan kelarutan adalah misalnya larutan yang jernih dengan penambahan sedikit larutan yang mengandung ion senama akan menurunkan kelarutan zat, dan kelebihan terlarut mengendap. Pengaruh ion senama lebih dikenal dengan istilah pengaruh garam. Kelarutan meningkat apabila terjadi pembentukan pasangan ion dalam larutan. Faktor yang lebih nyata dari pasangan ion adalah jika ion yang berperan serta dalam kesetimbangan kelarutan secara bersamaan terlibat dalam kesetimbangan asam basa atau ion kompleks. Maka nilai Ksp tergantung pada suhu (Underwood, 1998).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar